“ Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi-ku, sekarang
kuanggap rugi karena Kristus” (Filipi 3:7)
Sekilas ketika
membaca ayat di atas, tentu kita sulit untuk mengerti jelas apa arti dari ayat
tersebut. Bagimana bisa apa yang kita anggap keuntungan menjadi sebuah kerugian
karena Kristus? Misalnya, bagaimana bisa keuntungan seperti kekayaan, prestasi,
kekuasaan bisa di anggap sebuah kerugian karena Kristus. Ini adalah sebuah ayat
yang bukan hanya sekedar ayat, tapi ini pasti mempunyai sebuah makna yang
mendalam dan tentu memberikan sebuah nasehat yang tesembunyi dan sangat
penting.
Ketika saya
pertama kali membaca ayat di atas, saya sempat menghayati arti dari pesan yang
ingin di sampaikan ayat tersebut. Walaupun pada kisah – kisah para orang kudus
masa lalu, ayat tersebut menjadi sebuah kenyataan, dimana beberapa orang kudus
berasal dari keturunan raja bahkan mereka mempunyai kekayaan dan kekuasaan yang
tinggi, namun mereka meninggalkan itu semua dan hidup membiara demi Kristus. Kita
berpikir mungkin itu hanya terjadi pada masa lalu dan tidak untuk zaman modern
sekarang. Seperti ketiika orang berbicara soal mujzat yang di lakukan Yesus,
orang pasti berpikir bahwa mujizat hanya terjadi pada masa lampau dan tidak pada
zaman sekarang. Tapi tidak kawan, mujizat tidak hanya terjadi pada masa lampau tapi
mujizat tetap terjadi sampai sekarang. Anda bisa lihat banyak orang sembuh dari
sebuah doa, dari KKR dan lain-lain, artinya MUJIZAT tetap berlaku sampai
sekarang. Jika mujizat masih berlaku sampai sekarang maka tentu ayat pada
Filipi 3:7 akan berlaku sampai sekarang juga.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi,
karena pengenalan aka Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.
Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah
supaya aku memperoleh Kristus. Filipi 3 : 8
Dua bulan lalu, saya terkejut dengan sebuah berita bahwa
seorang teman saya bernama Elisabeth yang telah mempunyai sebuah posisi sebagai
vice president development di sebuah perusahaan multinasional di Amerika
Serikat memilih untuk mengabdikan diri kepada Kristus dengan bergabung dengan biara
dan mengundurkan diri dari pekerjaannya. Dia masih muda dengan segudang
prestasi yang sungguh luar biasa, dan merupakan lulusan Phd di Harvard dengan
predikat SummaCumlaude, sungguh luar biasa kan? Ketika saya memperoleh
informasi itu, saya termenung semalamam, dan mengingat ayat yang ada pada
Filipi 3:7, saya sadar Tuhan sungguh luar biasa dan bisa memakai siapapun dari
kita untuk memuliakan namanya.
Adapun informasi pesan yang saya peroleh bisa di lihat
pada tulisan di bawah ini :
Siapa mencintai uang tidak akan puas
dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan
penghasilannya, Inipun sia sia (Pengkhotbah 5 : 9)
Hendaklah
kita jangan memikirkan dan mencintai uang secara berlebihan. Uang bukan lah
segala galanya. Tapi carilah Tuhan dalam hidup dulu maka semua yang lain akan
otomatis di tambahkan Tuhan dalam hidup ini.
Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4 : 13)
Dalam
Tuhan, segala perkara dapat kita tanggung. Dia menguatkan kita dalam menghadapi
semua tantangan yang ada. Ketika kita dalam keterpurukan, kegagalan, kejatuhan,
Dia menjadi sandaran kita, Dia yang termanis dalam hidup kita. Jangan pernah
menyerah dalam hidup karena Tuhan Yesus selalu ada untuk menopang kita semua.
Perkenalan ku dengan
Dia
Sebenarnya perkenalan saya dengan Elisabeth
di mulai dari tahun 2010 melalui facebook, saya mengenalnya melalui sebuah
renungan harian yang selalu dia tulis tiap hari dan share di facebook. Saat itu dia sedang melanjutkan pendidikan di
Harvard untuk program Master of Business Administration.
Dia adalah lulusan S1 Teknik
Informatika ITB dengan waktu hanya 3 tahun. Luar biasa bukan? Di mana waktu
tempuh kuliah kebanyakan orang sekitar 5-6 tahun untuk memperoleh gelar sarjana
di ITB, Dia hanya menyelesaikan dalam waktu 3 tahun dengan predikat CUMLAUDE.
Setelah dia bercerita soal aktifitas dia dan tips dia dalam berkuliah sehingga
cepat lulus, semenjak itu saya sering meminta tips bagaimana untuk efisien
dalam kuliah.
Karena sebelum saya mengenal Elisabet,
sewaktu baru masuk kuliah saya memang mempunyai rencana untuk kuliah secepat
mungkin yaitu 3 tahun untuk menyelesaikan studi sarjana teknik saya (teknik
mesin). Antara percaya dan gak percaya bahwa itu bisa terjadi karena di kampus
saya untuk studi teknik mesin kebanyakan menghabiskan waktu sekitar 6 tahun untuk bisa lulus. Dari
mimpi saya, tidak seorang pun yang mempunyai satu mimpi dengan saya dan bahkan
tak seorang pun yang percaya itu bisa terjadi. Sampai akhirnya saya mengenal
Elisabet di tahun 2010 dimana waktu itu saya memasuki semester 3, seakan-akan
mimpi itu langsung jadi kenyataaan, karena ada orang yang pernah
membuktikannya, walaupun orang tersebut bukanlah lulusan teknik mesin.
Elisabeth berbagi banyak hal baik
di bidang tips kuliah maupun juga bidang rohani kepada saya. Saya tahu dia
orang yang sangat di berkati, dia adalah orang yang rendah hati, walaupun
memiliki segudang prestasi.
Salah satu inspirator saya sehingga saya bisa lulus 3
tahun di teknik mesin adalah Elisabeth, dan artikel tentang lulus 3 Tahun telah
saya tulis di “Tips Cepat Lulus Kuliah”, dan Setiap pembaca artikel “Tips Cepat
Lulus Kuliah” saya rekomendasikan untuk membaca artikel ini sebagai isnpirasi
buat anda.
Prestasi Demi Prestasi Karena Anugerah Tuhan
Sewaktu Elsabeth
di kuliah, dia bercerita bahwa dia juga aktif dalam kegiatan sosial, Jadi dia
tidak hanya fokus pada belajar tapi juga mengikuti organisasi dan kegiatan
sosial lainnya. Sikap rendah hati yang di miliki membuat dia memiliki banyak teman.
Bagi saya,
Elisabeth adalah sosok yang religius, dia selalu berdoa rosario setiap hari
pagi dan malam, dan tentu juga membaca firman Tuhan. Dengan iman dia melakukan
banyak kegiatan sosial yang mengingatkan saya pada sebuah ayat yang mengatakan
Iman tanpa perbuatan adalah mati, sehingga kita perlu sebuah tindakan atas apa
yang kita imani.
Setelah lulus dari
ITB, Elisabeth melanjutkan sekolahnya di negeri Paman Sam, di Universitas
Harvard untuk mengambil konsentrasi Master Business Adminsitration. Dia lulus
dengan pujian dan kemudian melanjutkan pendidikan di Harvard juga untuk gelar
Phd.
Dia masih sangat
muda ketika lulus dari Ph.d, dan saat itu dia mendapat tawaran dari berbagai
perusahaan, dan akhirnya dia mengambil tawaran dari salah satu persuhaan
penerbangan di amerika serikat sebagai Vice President for Business development.
Dengan Prestasi
yang luar biasa, tidak membuat Elisabeth
sombong, dan dia tetap rendah hati dan itulah dia. Dia menginspirasi banyak
orang dan saya salah satu dari orang yang diinspirasi oleh dia.
Salah satu cerita Elisabeth yang pernah dia share
YESUS TERSENYUM PADAKU
Salah satu
ujud yg selalu aq sampaikan dalam doa pagi adalah “Tuhan.... berilah aku
kesempatan hari ini untuk berbagi kasih dengan sesama....” Tuhan selalu
mengabulkan doaku ini. Ada saja yg bisa aq lakukan: membantu menyeberangkan
orang tua, mendamaikan anak2 yg bertengkar, membantu tetangga membereskan
kebunnya, menyapa orang2 yg aku jumpai...... Selain hal2 yg biasa, Tuhan juga
kadangkala memberi aku kesempatan yg luar biasa.....
20 Desember
2010....... Setelah mengikuti misa pagi di Gereja St Anthony, biasanya aku
langsung pulang ke rumah, tapi pagi itu aku jalan kaki berputar ambil jalan
lain melewati Fenway Park, sebuah taman besar dan indah di pusat kota Boston,
dengan tujuan ingin menikmati morning-sandwich di salah satu kios penjual
makanan di situ. Saat itu di pertengahan musim dingin (winter). Suhu
udara sekitar minus 10 derajat Celsius. Semalam salju turun dengan lebat. Tebal
salju di taman sekitar 15 cm.
Sedang aku
menikmati sandwich, pandanganku terarah ke sebuah gazebo di tengah taman.
Aku lihat seorang wanita tua sedang memandang ke arahku, seolah-olah ingin
memanggilku. Aku tanyakan kepada penjual makanan, apakah dia kenal dengan
wanita itu. Jawabnya, “No, I’ve never seen her!” Aku beli sepotong sandwich
dengan segelas susu panas dan membawanya ke gazebo.
Aku
perkirakan wanita itu berusia sekitar 60 tahunan, wajahnya putih penuh dengan
kerut dan pakaiannya sangat sederhana.
“Hi.... I’m
Elisabeth Sutedja....” sapaku sambil mengulurkan tangan kananku. Dia diam tak
menjawab dan tak menerima uluran tanganku. Matanya tajam memandang sandwich dan
susu panas yang aku bawa.
“Will you
join me?” kataku sambil menyerahkan sandwich dan susu panas kepadanya. Dengan
cepat dia mengambilnya dan menyantapnya dengan lahap. Nampaknya dia sudah lapar
sekali.
Selesai
makan, dia mulai memandang dan mengamatiku. Pandangannya terarah kepada Rosario
kecil yang aku pakai di pergelangan tangan kiriku. “Christian?” tanyanya.
“Yes... Catholic...” jawabku.
“Shit!”
katanya keras sambil mencibirkan bibirnya.
“Why shit?”
tanyaku.
“I don’t
believe in God!” jawabnya.
“Why don’t
you?” tanyaku lagi.
“There’s no
God!” jawabnya tegas.
“There is
God!” kataku halus.
“Prove it!”
pintanya.
Wah..... aku
mulai putar otak..... Bagaimana caranya membuktikan Tuhan itu ada. Aku berdoa
dalam hati, “Yesus tolong aku...” Dan Yesus menolong!!
Aku
perhatikan tangan dan badannya menggigil. Dia pasti sangat kedinginan! Aku
lepaskan mantel tebal yang aku pakai. “It’s for you” kataku sambil mengenakan
mantel itu pada tubuhnya.
Dia diam,
matanya kini memandangku dengan sayu. Aku lihat air matanya menetes keluar. Aku
merasa iba melihatnya. Aku peluk dia. Dia menangis keras.....
“Why are you
doing this?” tanyanya sambil menangis.
“Jesus is
God. He knows you’re freezing. So He asks me to give this coat to you!”
jawabku.
“Really?”
tanyanya. Matanya yang berlinang air mata memandangku dan kedua tangannya
meraba mukaku sambil berkata pelan.... “You’re really an angel! You gave me
food when I was hungry..... Then you gave me your coat when I was freezing!”
Aku
kaget..... Bagaimana dia dapat mengucapkan kata-kata indah itu?
Sesuatu
terjadi pada diriku! Aku merasakan sukacita yang sungguh besar! Aku merasa
Yesus tersenyum padaku! Aku berjalan pulang tanpa mengenakan mantel, namun aku
tak merasakan dingin samasekali!
Semuanya
Untuk Kemuliaan Tuhan
Kisah ini sungguh
menginspirasi bagi kita semua bahwa semua yang di lakukan dalam hidup kita
adalah hanya untuk memuliakan Tuhan dan bukan untuk hanya sekedar mencari kesenangan
diri sendiri. Karena hidup terlalu berharga hanya untuk sekolah, kerja, nikah,
punya anak, sukses dan meninggal. Saya percaya Tuhan punya rencana yang lebih pada
kita dari pada hanya sekedar hidup dan sukses.
Tuhan Yesus Memberkati
Amin
UNTUK BACA ARTIKEL YANG LAIN KLIK DISINI