Syalom kawan kawan
Di minggu ini saya akan share salah satu pengalaman seseorang dalam pekerjaan dimana cerita ini saya peroleh dari email. Pengalaman perlindungan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan dan
salah satunya adalah pekerjaan. Teman saya ini sebut aja jefri.
Jefri adalah seorang akuntan yang andal yang punya ambisi
yang sangat kuat untuk menggapai mimpi-mimpinya. Dia begitu kerja keras,
bayangkan saja dalam pengalaman yang baru 3 tahun dia sudah bisa menjabat
sebagai manager akuntan di salah satu perusahaan kontraktor multinasional
besar di Jakarta.
Suatu hari, perusahaan jefri menjadi kontraktor dari sebuah
mega project konstruksi di Jakarta dimana ownernya adalah orang luar negeri
yang berisikan akuntan expert dan luar
biasa di bidangnya.
Proses pekerjaan pun di mulai, dari provide data2 dan
persiapan dan lain2. Dalam persiapan data2, pekerjaan langsung di awasi oleh
akuntan asing dari owner dimana akutan asing ini merupakan sangat expert dan
di datangkan langsung dari luar negeri. Hari pertama semua proses koordinasi lancar,
tapi hari kedua dan ketiga akuntan asing ini mulai ribet dan meminta
yang sangat detail baik dalam data2.
Tentu jefri sangat pusing dalam menghadapi ini, karena anak
buah mempunyai kemampuan yang terbatas, dan tentu
kita tahu baha kebanyakan kita orang Indonesia tidak terlalu detail dalam
mengerjakan suatu data. Dari situlah akuntan asing mulai selalu ngamuk.
Jefri mencoba sebulan untuk bertahan dan menjadi batu penghalang bagi temannya
dari ganasnya sang akuntan asing ini.
Tapi ada sebuah titik di mana letak kemampuan jefri untuk
bersabar. Dan di saat itu jefri berdoa, dan mengatakan “Tuhan saya akan resign,
pekerjaan ini sangat bagus dan terima kasih sudah memberikan pekerjaan yang
baik ini ke saya, tapi bahu saya kurang kuat untuk memikul beban ini”. Di bulan
berikutnya jefri resign. Tetapi sebelum resign jefri di panggil oleh bosnya dan
di tahan supaya jefri jangan resign, Jefri di imingkan gaji yang tinggi dan
juga di mintai pendapat apa yang perlu di ubah.
Dalam pikirannya Jefri ingin dua hal, gajinya naik 50 % dan
semua anak buah di ganti dan di carikan yang expert. Tetapi sebelum
mengatakannya jefri menganalisa bahwa jika dia meminta semua ank buah di ganti,
bisa di bayangkan berapa banyak keluarga yang akan hilang pendapatannya, berapa
banyak mulut istri dan anak yang akan lapar. Dan akhirnya jefri memutuskan
untuk resign.
Sebulan kemudian, Jefri mendapatkan pekerjaan dengan gaji
yang 50% lebih tinggi dari tempatnya bekerja sebelum, dan juga perusahaan
tersebut dia bisa belajar sangat banyak dimana dia benar benar mempersiapakan
untuk menjadi seorang yang handal dan pemimpin yang handal. Seolah-olah
pekerjaan sekarang adalah pekerjaan yang bergaji tinggi dengan mendapat ilmu
yang tinggi dan tempatnya nyaman.
6 bulan kemudian, Jefri mendapat info bahwa akuntan asing
yang selalu ngamuk2 itu telah resign karena tidak tahan untuk terus memarahi.
Jefri berpikir, dalam kehidupan kita harus kuat, karena jika
kita kuat maka yang lain ataupun masalah yang ada akan selesai. Tetapi ketika
kita lari, maka kita tidak akan menjadi matang, tetapi jika percaya Tuhan,
bahkan ketika kita lari, kita masih bisa mendapat yang lebih baik dari tempat
sebelumnya. Asalkan alasan kita lari bukanlah karena kita melakukan kesalahan,
tapi karena kita tidak mampu lagi ataupun kita takut untuk jatuh ke dalam hal negative
yang membuat kita jauh dari Tuhan.
Terkadang dalam hidup ini, lari bukanlah sebuah pilihan yang
baik. Tapi karena Tuhan sangat baik, maka ketika kita lari pun dia tetap
memberi berkahnya bahkan dia membuat tempat kita menuju dari pelarian lebih
baik dari tempat keadaan kita sebelumnya.
Jadi jangan pernah takut, Karena Tuhan Yesus selalu ada
melindungi anda. Berikanlah yang terbaik pada Tuhan, percayalah dan berdoalah.
Amin
Terima kasih atas cerita yang telah kami peroleh dari email dan sebagai bahan untuk share bersama yang lain.
Terima kasih atas cerita yang telah kami peroleh dari email dan sebagai bahan untuk share bersama yang lain.
BACA ARTIKEL LAIN DI KLIKDISNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar