Sabtu, 22 Oktober 2016

TUHAN BELUM SELESAI

Kisah Para Rasul 7:23-24
Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara- saudaranya, yaitu orang- orang Israel. Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
Ada beberapa hal dalam hidup kita masih diletakkan dalam gigi netral. Hal ini berarti Tuhan belum selesai dengan kita, masih ada beberapa janji Tuhan yang sedang Tuhan persiapkan bagi hidup kita, dan hal itu belum Tuhan jalankan dalam hidup kita.
Jangan kita menghakimi seorang maestro yang ahli sebelum karyanya selesai, sekalipun di awalnya mungkin hanya coretan-coretan yang tanpa arti. Demikian juga hidup kita seperti kanvas di hadapan Tuhan dan Tuhan adalah senimannya. Tidak pernah ada kata terlambat dalam Tuhan, sebelum Tuhan berkata selesai, jangan pernah kita menduga-duga apakah yang akan terjadi nanti atau bahkan apakah yang terjadi saat ini.
Jika kita sedang senang, janganlah terlalu senang. Demikian juga ketika kita sedang sedih, janganlah terlalu sedih. Ingatlah bahwa sang Maestro juga melukis hidup kita bukan hanya dengan cat warna cerah, namun juga dengan cat warna gelap/hitam. Tuhan tidak pernah berjanji jika kita ikut Tuhan, hidup kita akan selalu mulus seperti cat berwarna cerah.
Tuhan rindu membut setiap kita benar-benar masuk dalam rencanaNya, bahkan di kita Roma 8:28 mengatakan bahwa Allah bekerjasama dalam segala perkar, berarti ini juga termasuk baik perkara yang baik dan perkara yang buruk, untuk keduanya mendatangkan kebaikan dalam hidup kita.
Kadang juga ada beberapa hal yang tidak sejalan dengan pikiran kita. Mengapa kebaikan yang kita lakukan justru berubah menjadi bencana, sama seperti kebaikan Musa yang justru menjadi bencana. Ingatlah bahwa Tuhan belum selesai. Komitmen untuk terus melekat pada Tuhan dalam segala perkara adalah tetap pilihan terbaik, sekalipun mungkin semua jalan “tertutup” dan hanya ada persoalan yang kita hadapi.
Kisah Para Rasul 7:25-26
Pada sangkanya saudara- saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti. Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara- saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
Jika kita hidup untuk menyenangkan semua orang berarti kita sudah mati, sebab kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Terimalah dahulu bahwa tidak semua orang sepikiran dengan kita. Janganlah “ketidaksepahaman” ini justru membuat kita kehilangan damai sejahtera. Tidak peduli apapun yang kita lakukan, selalu akan masih ada orang yang tidak sejalan dengan kita. Kita tidak akan menyangka bagaiamana bisa orang lain menyangka apa yang tidak kita sangka. Turunkan ekspektasi-ekspektasi kita dalam hidup ini, supaya rencana Tuhan turun atas hidup kita.
Kisah Para Rasul 7:27-28
Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?
Jangan lihat orang yang tidak sepikiran dengan kita sebagai oposisi atau penyerang, sebab mungkin dia sendiri juga adalah korban. Jika tidak ada yang mendukung kita, anggap itu sebagai berkat Tuhan. Sebab di luar sana banyak yang harus membayar mahal untuk membeli “rasa sendiri” seperti kelas pesawat suite atau “executive lounge”.
Legacy is created in the most lonely place. Ordinary is created in every where. Warisan diciptakan dari tempat paling tersendiri. Hal yang biasa diciptakan dimana saja.
Jika kita menghadapi masalah jangan pernah lari. Ketika Musa “terpanah” saat hendak melerai orang Israel yang bertengkar, Musa memilih lari dari Mesir dan butuh waktu 40 tahun untuk mencabut panah itu. Seandainya Musa tidak lari, Musa tetap akan dipakai Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel.
Kisah Para Rasul 7:29
Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki- laki.
Tidak peduli apapun masalah kita, kita tidak boleh lari. Lari adalah sebuah pilihan. Tidak tentu saat kita tetap berdiri menghadapi masalah kita langsung mendapat mujizat. Jika kondisi kita mungkin lebih buruk dari orang yang kita tolong, tetaplah menolong. Jika kita sudah tidak bisa memberikan perpuluhan dari pendapatan kita, tetaplah memberi dari pengeluaran kita. Jangan pernah tinggalkan kebaikan-kebaikan Tuhan, tetaplah tinggal di dalam Tuhan. Sekalipun kondisi kita pahit, jiwa kita harus tetap manis di hadapan Tuhan.
Kisah Para Rasul 7:30-34
Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat- Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.
Jika kita harus menunggu 40 tahun, mungkin kita sudah menutup buku dan tidak lagi mau mengerjakan hal itu, tetapi Tuhan belum selesai dengan hidup kita dan Tuhan belum menutup bukunya atas kita. Menanggalkan kasut/alas kaki pada waktu itu berarti sebuah simbol untuk siap bekerja. Tanah semak belukar berapi berarti kekudusan Tuhan yang dinyatakan atas Musa. Kekudusan tidak pernah dapat dipisahkan dengan misi. Tuhan meminta Musa melepaskan alas kakinya sebab Tuhan punya misi khusus atas Musa.
Jika kita merasa mengapa Tuhan harus menunggu 40 tahun, ingat bahwa waktu itu ada 2 sisi. 1000 tahun di bumi sama dengan 1 hari di waktu Tuhan. 40 tahun waktu menunggu Musa hanya sama dengan 1 jam di waktu Tuhan. Promosi dari Tuhan bisa datang sewaktu-waktu, jadi apapun yang kita alami, kita harus tetap waspada. Tempatkan diri kita di sisi waktunya Tuhan, sebab waktu berlalu begitu cepat. Jika kita menganggap waktu itu murah, suatu saat kita akan menyesal.
Ketika kita berjalan bersama dengan Allah, kita harus melihat bahwa poros dunia bukan di hidup kita. Kita harus belajar mencocokkan pikira kita dengan Tuhan dan melihat rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita perlu melihat sebuah rencana Tuhan yang lebih besar dalam hidup kita. Masa menunggu bagi kita yang mungkin sampai 40 tahun, bagi Tuhan sama dengan 1 jam masa Tuhan mempersiapkan Musa.
Selain menunggu waktu Tuhan, kita juga menangkap isi hati Tuhan. Tidak garansi saat kita menangkap isi hati Tuhan, kita langsung keluar dari masalah, namun yang pasti akan ada percepatan waktu Tuhan untuk kita bisa keluar dari masalah kita.
Kisah Para Rasul 7:35
Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim?– Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
Kedewasaan dimulai dari isi hati. Karena itu Tuhan lebih berkenan kepada isi hati daripada korban bakaran. Tidak garansi dengan membaca alkitab setiap hari membuat kita dewasa rohani. Kita perlu membangun sebuah hubungan yang dekat dengan Tuhan setiap hari.

Di tempat kita gagal sebelumnya, saat kita mencoba lagi, kali ini kita akan berhasil. Tuhan bukan berarti tidak punya orang lain untuk dibangkitkan, tetapi karena Tuhan itu setia. Tuhan tidak akan berhenti sampai setiap anak-anakNya bisa menjadi pengaruh di dunia ini.

BY PHILIP MANTOFA 

Tidak ada komentar: